pengelolahan lab (materi uts)


Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani.

Laboratorium kimia : merupakan kelengkapan progem studi yang digunnakan untuk meningkatkan keterampilan,penggunaan pemakaian bahan kimia maupun instrumentasi ( peralatan analisis).

Laboratorium kimia terdiri dari:
1. laboratorium kimia dasar
2. laboratorium kimia fisik
3. laboratorium kimia organik
4. laboratorium kimia anorganik
5. laboratorium kimia analitik
6. laboratrium penelitian

fungsi laboratorium:

     Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya saling kaji-mengkaji dan saling mencari dasar
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan.

     Adapun fungsi lab
1. sebagai sumber belajar
2. sebagai sarana pemecah masalah
3. sebagai pelayanan tugas akhir mahasiswa
dan lain lain...

fasilitas-fasilitas laboratorium:

  • Fasilitas umum :penerangan, ventilasi, air, bak cuci (terbuat dari beton atau porselin), aliran listrik, gas. 
  • Fasilitas khusus :berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa (70-75 cm), meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran.
desain laboratorium :


     Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan 40 praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa. 

     Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium.
tujuan tata letak laboratorium:
1. mengurangi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan praktek
2. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna
3. memaksimalkan penggunaan peralatan
4. memberikan hasil yang memaksimalkan dalam pendanaan yang minimal
5. memudahkan dalam pengawasan.

Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain:
1. tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. 
2.Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air, untuk menghidari pencemaran. 
3.Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya, untuk memaksimalkan ventilasi yang cukup dan penerangan yang optimum. 
4. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
5. tidak terletak diatas pertanian agar terhindar polusi.
6. mempunyai saluran pembuangan tersendiri

     untuk laboratorium kimia ada beberapa ruangan, yaitu:
1. ruang praktikum: idealnya luas lab antara 1 1/2 sampai 2x ruang kelas. supaya praktikan leluasa praktukum
2. ruang dosen : sebagai ruang untuk penanggung jawab dalam proses pembelajaran
3. ruang persiapan/analis : untuk persiapan alat dan bahan sebelum praktikum dan perawatan
4. ruang penyimpanan : untuk peyimpana alat dan bahan yang sedang tidak digunnakan
5. ruang insrumentasi : untuk menyimpan alat yang besar seperti spektrometer
6. ruang evakuasi

Standar ruangan yang harus dimiliki lab:
1. harus memiliki ruang kegiatan minimal 2,5m^2
2. memiliki ruang persiapan
3. memiliki ruang penyimpanan
4. ruang dosen
5. mempunyai ruang timbang dan instrumentasi kecil

standar perabotan :
1. meja praktikan
2. kursi tanpa sandaran (kaki punya 1)
3. meja dinding dibuat permanen, terbuat dari keramik
4. meja dosen dengan ukuran t 90cm, lebar 100cm, panjang 120cm
5. lemari untuk menyimpan alat dan bahan

tenaga kerja lab menurut permendiknas no 26 tahun 2008:
1. kepala lab : seseorang yang mengelola lab
2. laboran : tenaga laboratorium yang mempunyai keterampilan tertentu yang bertugas untuk membantu dosen/asisten dalam kegiatan pembelajaran di laoratorium
3. teknisi: tenaga laboratorium yang mempunyai keterampilan/keahlian yang lebih tinggi dibandingkan laboran. membantuk dalam mengatasi masalah lab.

penataan alat:

prinsip penataan alat :
1. prinsip kemudahan untuk digunakan
2. prinsip keamanan
3. prinsip kerapihan
4. prinsip keterawatan
5. efektivitas pengoprasian alat
6. efisiensi

yang harus diketahui sebelum melakukan penataan:
1.  mengenali alat dan fungsinya
2. mengenali sifat bahan
3. kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
4. nilai/harga alat
5. kualitas alat tsb dan kelangkan
6. bahan dasar penyusun alat
7. bentuk, ukuran, bobot dan, berat alat

keadaan lab yang ditentukan oleh fasilitas : 
1. susunan lab dan, 
2. keadaan alat dan bahan

kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan
1. kemudahan dicari
2. keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan

penggelompokkan berdasarkan keadaan dibagi atas:
1. alat : dikelompokan atas jenis alat, jenis bahan, pembuat alat, seberapa sering menggunakan alat, jenis percobaan
2. bahan : jenis bahan ( fasa/ wujud zat, sifat asam-basa), tingkat bahaya bahan dan frekuensi penggunaan.

penyimpanan alat :
a. Untuk alat-alat glass (Glassware)
Alat-alat glass harus dalam keadaan bersih. apalagi yang sesewaktu sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya di sterilisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat glass ini harus ada lemari khusus.
b. Untuk bahan - bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersipat asam, dan alkalis sebaiknya ditempatkan pada ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan ,gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Pada ruangan fume ada fan, agar udara/uap yang ada dapat dipompa keluar. Botol-botol bahan kimia yang berwama coklat/gelap tidak boleh kena sinar matahari, sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus untuk terhindari dari pengoksidasian larutan itu sendiri.
c. Alat-alat mikroskop
Alat-alat mikroskop dan alat-alat optik lainnya harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa-lensa akan berjamur. Jika jamur ini banyak, maka mikroskop akan rusak dan tidak dapat dipakai sama sekali. Sebagai tindakan pencegahan, tempatkan mikroskop dalam kotaknya, plus ada sachet silica-gelnya, dan sebelum disimpan harap dichek kembali agar tetap bersih. Tempatkan mikroskop ini dalam lemari-lemari khusus yang senantiasa tidak lembab. Untuk lemari periu diberi lampu pijar (15 - 20) watt, agar ruang ini tetap selalu panas dan akan mengurangi kelembaban (dehumidifier-air). Alat-alat optic lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat camera, microphoto-camera, juga dapat ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.

penanganan alat:
1. Alat-alat kaca
Bekerja dengan alat-alat kaca sangat berhati-hati sekali. Gelas beaker, flask, testtube, erlenmeyer, dan sebagainya, sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti apa retak/tidak retak, rusak/sumbing semuanya harus diteliti. Bila terdapat seperti ini, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai. 
2. Mematahkan pipa kaca/batangan kaca, jika hal tersebut hendak dilakukan maka pekerja harus memakai sarung tangan. Bekas pecahan pipa kaca, permukaannya dilicinkan dengan api lalu beri silicon grease (gemuk silicon), baru kemudian masukkan kesumbat gabus atau kaca atau pipet
3. Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat. Hal di atas dilakukan dengan hati-hati. Bila sukar mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar, lebih baik pelubang gabus yang ukurannya telah cocok. dengan pipa, licinkan dengan meminyaki dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga digunakan untuk memasukkan pipa kaca kedalam sumbat.
4. Alat-alat kaca yang bergerigi atau sumbing. Jangan gunakan alat-alat kaca yang sumbing atau retak. Cuci bersih, mana tahu kemungkinan dapat diperbaiki sebelum dibuang.
5. Pemberian label; semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lain harus diberi label yang jelas. Jika tidak jelas, test-lah dengan hati-hati secara terpisahisi bejana yang belum diketahui secara pasti, kemudian dibuang melalui carayang sesuai dengan jenis zat kimia tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, namaorang yang membuat, konsentrasi, nama dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada dalam bejana.
6. Tabung-tabung gas
Ini harus ditangani dengan hati-hati walau penuh ataupun tidak penuh. Simpan ditempat yang sejuk dan hindari dari tempat yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur. Alat-alat yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai "Safety Use" (sejenis alat pengaman jika terjadi tekanan yang kuat). Sekarang banyak jenis pengaman seperti selang anti bocor dan lain-lain.
7. Pipet
Sebaiknya hindarkan penggunaan pipet dengan jalan mengisap dengan mulut. Pakailah pipet yang menggunakan pompa pengisap (pipet pump). Jangan terlalu kuat dan dalam memasukkan pipet kedalam pompa pengisap, supaya pipet tidak pecah dan pompa pengisap tidak rusak. Awas jangan ada cairan yang masuk ke pompa pengisap, karena pipet harus tegak lurus keatas dalam pemakaiannya.
8. Aliran gas dari sumber utama
Persediaan gas untuk alat-alat pembakar harus dimatikan pada kran utama yang ada di bench, tidak hanya pada kran, tapi jangan pada alat yang dipakai. Kran untuk masing-masing Lab harus dipasang diluar Lab pada tempat yang mudah dicapai dan diberi label yang jelas serta diwarnai dengan wama yang spesifik. Dalam laboratorium harus tetap ada alat pemadam kebakaran (Fire- Extinguisher), untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh gas (lihat alat pemadam kebakaran yang khusus.
9. Melepaskan tutup kaca yang kencang (seret)
Ketok berganti-ganti sisi tutup botol yang ketat tersebut, dengan sepotong kayu, sambil menekannya dengan ibu jari pada sisi yang berlainan/berlawanan dengan ketokan. Jangan coba membuka tutup botol secara paksa, lebih-lebih jika isinya berbahaya atau mudah meledak. Dibawah pengawasan kepala Laboratorium, panaskanlah leher botol dengan air panas secara perlahan-lahan, lalu coba membukanya. Jika gagal juga goreslah sekeliling leher botol dengan alat pemotong kaca untuk dipatahkan. Lalu pindahkan isi botol kedalam botol yang baru. Selanjutnya dalam kegiatan laboratorium juga harus ada tersedia alat Pemadam Kebakaran (Fire Extinguiser) yang berguna untuk mencegah kebakaran yang mungkin timbul.


Daftar pustaka
https://plus.google.com/117986211382557705673/posts/FXM7bgiUdSr
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196305011988031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Pengelolaan_Laboratorium.pdf
https://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/17/pengelolaan-laboratorium-sekolah/
dan dari penjelasan dosen...

jika ada kritik dan saran kalian bisa komen dibawah ya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kenapa warna api berbeda-beda ?

materi asam basa